Jelajah Jakarta Mengenal Sejarah (Sebuah Persiapan)
Alhamdulillah saya diamanatkan sebagai ketua panitia atau biasa disebut Project Officer (PO) salah satu program kerja UKM ANSOS, yaitu RIHLAH. Apa itu Rihlah? Rihlah semacam kegiatan darmawisata yang dikhususkan pada pembelajarannya, atau juga belajar sambil jalan-jalan.
Awalnya saya bingung mencari tujuan yang cocok untuk rihlah kali ini, salah satunya adalah faktor dana, dimana dari direktorat pada waktu itu terhambat selama hampir 5 bulan. Sehingga kegiatan ormawa di kampus itu semuanya terhambat dan danus menjadi tumpuan mereka untuk mencari dana.
Dimulai dari planetarium, cikini. Saya coba datang kesana, dan sialnya, sebelum mencapai planetarium hujan turun, dan saya kehujanan karena jarak dari jalan dan pintu gerbang yang lumayan jauh.
Sesampainya di dalam ternyata perkiraan saya salah. Plaetarium hanya buka untuk rombongan pada hari kerja, sementara buat week-end yang dibuka adalah tiket perorangan. Tidak mungkin buat mengadakan rihlah pada hari kerja karena terbentur kuliah dan sekolah bagi peserta didik ANSOS. Dan akhirnya rihlah tidak jadi di planetarium.
Saya lupa dapat info dari mana, tapi akhirnya saya pergi ke kawasan Kota buat survey ke museum yang ada di sana, dan alhamdulillah ada Museum Bank Indonesia yang bisa jadi tujuan rihlah, karena gratis, hehe. Dan untuk destinasi selanjutnya adalah Museum Seni Rupa dan Keramik.
Setelah tujuan rihlah didapat, saya langsung merancang bentuk acara, agak sulit karena temen-temen ANSOS semuanya di luar Jakarta (kebanyakan di Depok) jadi tidak tahu jalan kemana seperti apa maupun tempat tujuannya seperti apa.
Jadilah saya ngajak seksi acara (Emi dan Avi) buat survey kesana dan menyusun konsep acara disana, alhamdulillah lancar walaupun penuh dengan keringat karena panasnya Kota.
Nah, dana nih yang masih membuat bingung, karena di fikiran saya peserta didik yang ikut banyak karena tahun ini membuka spot pengajaran baru, mau gak mau dana yang disiapkan juga dobel dari tahun lalu.
Akhirnya saya coba buat ngedanus, oh ya danus itu jualan di kampus, banyak mahiswa di PNJ yang berjualan di kampus untuk memenuhi dana acara. Dan buat ngedanus, saya harus berangkat lebih pagi buat beli dagangan di pasar kue subuh di depan Depok Town Square.
Awal-awalnya saya ambil danus sendirian lalu sesampainya di kampus saya bagi-bagi ke anggota lain buat dijual di kelas masing-masing. Bukannya mau ngeluh, cuma lumayan berat bawa 10 kotak kue ke kampus pakai bis. Alhamdulillah di ANSOS banyak yang ngebantuin.
Banyak sih yang protes, “feb danusnya gak laku nih, bosen itu-itu terus”, yah gak ada pilihan lain, karena tadi, takut tidak ada dana dari direktorat. Jadiii, danus paksaan itu saya terusin sampai selesai, dan alhamdulillah dapat hasil yang diharapkan dan juga bisa mendapat uang dari direktorat.
N
ah selama masa persiapan ini saya mondar-mandir ke Museum BI dan Museum Seni Rupa, sampai-sampai resepsionisnya hafal sama muka saya.
Semua persiapan udah oke, tinggal transportasi, dari bus politeknik yang bisa dipakai hanya dua, sedangkan yang satu tidak layak pakai untuk keluar kampus UI, akhirnya saya berencana pergi ke terminal Depok buat nyari semacam metro mini buat disewa, alhamdulillah ada acara di kampus, dan ada Miniarta yang mampir di depan kampus, akhirnya saya kenalan sama supirnya, dan supirnya bersedia kami sewa.
Nah sekian persiapannya untuk Jejak Merah kali, silahkan lihat ke pelaksanaan :).